Dracin Seru: Aku Terlahir Untuk Mencintai, Tapi Kau Terlahir Untuk Melupakan
Aku Terlahir untuk Mencintai, Tapi Kau Terlahir untuk Melupakan
Hujan gerimis di Shanghai terasa seperti air mata langit, sama seperti yang kurasakan di dalam hati. Di balik gaun sutra merah marun ini, luka menganga. Luka yang diukir oleh senyum menipu seorang pria bernama Li Wei.
Dulu, aku, Mei Hua, hanyalah seorang gadis biasa yang terpesona oleh pesona Li Wei. Ia bagai matahari di musim semi, menghangatkan dan memabukkan. Aku terlahir untuk mencintainya, sungguh. Setiap sentuhan tangannya, setiap bisikan cintanya, terasa seperti melodi indah yang tak pernah kubayangkan sebelumnya.
Tapi matahari tak selalu menyinari. Li Wei, dengan pelukan beracunnya, membawaku ke puncak kebahagiaan sebelum menjatuhkanku ke jurang terdalam. Janji-janjinya... ah, janji-janji itu kini terasa seperti belati yang menghunus jantungku. Ia menikahi wanita lain, putri seorang konglomerat, demi kekuasaan dan harta.
Aku? Aku ditinggalkan, dilupakan, seolah aku hanyalah mimpi buruk yang ingin dihapusnya.
Orang-orang melihatku dan hanya melihat Mei Hua yang elegan, anggun, dan kuat. Mereka tak tahu badai dahsyat yang berkecamuk di dalam diriku. Aku belajar menyembunyikan rasa sakit di balik senyum dingin dan mata tajam. Aku belajar menari di atas pecahan hatiku sendiri.
Dendam? Ya, aku menginginkannya. Tapi bukan dendam murahan yang berlumuran darah. Dendamku lebih manis, lebih pahit, lebih abadi.
Aku menggunakan kecerdasan dan ketrampilanku untuk membangun kerajaan bisnis yang lebih besar dari miliknya. Aku menguasai pasar, aku mengendalikan arus uang. Aku menjadi wanita yang disegani dan ditakuti.
Dan kemudian, saat yang kutunggu tiba.
Li Wei datang menemuiku, matanya memohon, wajahnya pucat pasi. Perusahaannya di ambang kebangkrutan. Ia membutuhkan bantuanku. Aku, Mei Hua, wanita yang dulu dicampakkannya.
Aku tersenyum, senyum yang tak lagi hangat tapi sedingin es. Aku membantunya. Aku menyelamatkan perusahaannya. Tapi dengan satu syarat. Ia harus mengakui di depan publik bahwa aku adalah wanita yang lebih pantas untuknya, bahwa ia telah membuat kesalahan terbesar dalam hidupnya.
Li Wei menurut. Di bawah sorotan kamera, di hadapan seluruh dunia, ia mengakui penyesalannya. Aku melihat kehancuran di matanya, kehancuran yang lebih menyakitkan daripada kematian.
Aku menang. Aku membalas dendam.
Namun, di balik kemenangan ini, ada kehampaan yang menganga. Apakah semua ini sepadan? Apakah melihatnya hancur bisa mengembalikan hatiku yang hilang?
Aku meninggalkannya di sana, di tengah kerumunan wartawan, dengan penyesalan yang akan menghantuinya seumur hidup. Aku berbalik dan berjalan menjauh, menyadari bahwa cinta dan dendam lahir dari tempat yang sama, dan terkadang, keduanya sama-sama menghancurkan… selamanya.
You Might Also Like: 0895403292432 Jual Skincare Yang Cocok