Harus Baca! Aku Jatuh Cinta Pada Dirimu Yang Dulu, Tapi Kau Bukan Orang Itu Lagi
Aku Jatuh Cinta Pada Dirimu yang Dulu, Tapi Kau Bukan Orang Itu Lagi
Kabut lavender merayapi jalanan Kota Seribu Lentera, aroma teh melati dan kenangan pahit menusuk hidungku. Aku, Lin Mei, penjual bunga di tepi sungai, merasa ada sesuatu yang hilang, sesuatu yang seharusnya aku ingat. Lelaki itu... Wajahnya kabur, tapi tawa renyahnya menghantui mimpiku.
Namanya Wei, bukan? Atau Zhao? Aku selalu lupa.
Di kedai teh Yu Lan, aku bertemu dengannya. Gao Feng. Pebisnis muda sukses dengan senyum yang mengingatkanku pada musim semi. Ia memesan teh peony, sama seperti... Siapa?
Hari demi hari, Gao Feng mendekat. Ia menceritakan mimpinya, ambisinya. Aku terpikat. Lalu, sentuhan itu... Sentuhan yang FAMILIAR. Sentuhan yang membuatku terbang ke masa lalu, ke kebun teh di puncak gunung, ke ciuman di bawah pohon plum yang bermekaran.
Tiba-tiba, bayangan itu jelas. Wei. Ia bukan pedagang teh sederhana. Ia jenderal yang haus kekuasaan. Aku... aku mencintainya. Aku percaya padanya. Tapi aku salah.
Ia mengkhianatiku.
Demi tahta, ia menjebak keluargaku, menuduh mereka berkhianat. Aku menyaksikan ibuku meregang nyawa, ayahku dikurung, dan adikku... lenyap. Wei berdiri di sana, di atas tumpukan mayat, matanya dingin.
"Kau menghancurkan hidupku," bisikku di dalam mimpi.
Gao Feng menatapku. "Apa katamu, Lin Mei?"
Aku tersenyum pahit. Ia MEMANG Wei. Reinkarnasi. Kekuatan dan ambisi yang sama, hanya wajah yang berbeda.
"Tidak ada," jawabku. "Hanya... aku memutuskan untuk menjual kebun bungaku. Aku akan pindah ke selatan."
Gao Feng terkejut. Ia menawariku pekerjaan, kemitraan. Kesempatan emas. Dulu, aku akan menerimanya tanpa ragu. Dulu, aku mencintainya.
"Terima kasih, tapi tidak," balasku, nada suaraku setenang air danau. "Aku mencari kedamaian."
Aku melihat kekecewaan di matanya. Kebingungan. Kemarahan yang nyaris tak terlihat. Ia tidak mengerti. Ia tidak akan pernah mengerti. Balas dendamku bukan kematiannya, bukan penderitaannya. Tapi kebebasanku. Aku MEMILIH jalan yang berbeda. Aku melepaskan diri dari takdir yang ia ciptakan.
Aku berjalan menjauh, meninggalkan Kota Seribu Lentera dan Gao Feng. Meninggalkan Wei dan pengkhianatannya. Meninggalkan dendam dan masa lalu.
Di kaki gunung, aku menanam bibit pohon plum. Ia akan tumbuh dan berbunga. Tapi kali ini, aku tidak akan menunggu siapapun di bawahnya.
Saat angin berhembus, aku mendengar bisikan dari masa lalu, "…dan di kehidupan selanjutnya, aku akan menemukanmu lagi…"
You Might Also Like: Agen Skincare Bisnis Sampingan