Ini Baru Drama! Cinta Yang Menyembah Rasa Sakit
Lentera di tangannya berkedip-kedip, cahayanya nyaris padam, sama seperti nyala harapan dalam hatinya. Di bawah teras beratap genting usang, LIANHUA berdiri membeku, memandang hujan yang mengguyur desa. Setiap tetesnya terasa seperti jarum menusuk kulit, mengingatkannya pada malam itu, malam di mana cintanya hancur berkeping-keping.
Lima tahun telah berlalu sejak ZHANG WEI, kekasihnya, menikahi putri sulung keluarga kaya. Lima tahun sejak bayangan pengkhianatan itu membelah hatinya menjadi dua, membuatnya hidup dalam kesunyian yang abadi.
Dulu, mereka adalah sepasang merpati yang terbang bebas di langit senja. Lianhua, dengan senyum sehangat mentari, dan Zhang Wei, dengan janji-janji seteguh batu karang. Mereka berdua bermimpi membangun rumah kecil di tepi sungai, dikelilingi bunga-bunga berwarna-warni. Mimpi yang kini hanya menjadi pecahan kaca yang melukai setiap kali ia mencoba mengingatnya.
Zhang Wei datang menghampirinya malam itu, siluetnya tampak tegang di bawah remang cahaya lentera. Wajah tampannya kini dihiasi kerutan yang menandakan beban hidup yang berat. "Lianhua…" bisiknya, suaranya serak. "Aku… aku ingin menjelaskan…"
Lianhua mendongak, matanya setajam belati. "Menjelaskan apa, Zhang Wei? Menjelaskan bagaimana kau menginjak-injak hatiku? Menjelaskan bagaimana kau berjanji padaku selamanya, tapi menikahi wanita lain demi kekayaan?"
Zhang Wei terdiam, wajahnya memucat. Hujan semakin deras, membasahi rambutnya dan menyamarkan air mata yang mulai menetes. "Aku… aku tidak punya pilihan. Keluargaku… mereka terancam bangkrut. Aku melakukan ini demi mereka."
Lianhua tertawa sinis, tawa yang terdengar lebih seperti ratapan kesakitan. "Pilihan? Kau selalu punya pilihan, Zhang Wei. Kau hanya memilih jalan termudah, jalan yang paling menguntungkan dirimu sendiri."
Bayangan mereka berdua terdistorsi oleh genangan air di teras. Bayangan Lianhua tampak patah, tercabik-cabik oleh badai yang bergejolak dalam jiwanya. Selama lima tahun ini, ia telah menjadi orang asing bagi dirinya sendiri. Gadis ceria yang dulu, kini hanya tinggal kenangan yang menyakitkan.
"Kau tahu," kata Lianhua, suaranya rendah namun menusuk, "aku selalu menyembah rasa sakit. Aku membiarkannya menggerogoti diriku, meracuni setiap sel dalam tubuhku. Tapi sekarang… rasa sakit itu memberiku kekuatan. Kekuatan untuk membalas dendam."
Zhang Wei menatapnya dengan ngeri. Ia melihat api membara di mata Lianhua, api yang jauh lebih menakutkan daripada badai di luar sana.
Lianhua tersenyum, senyum yang dingin dan kejam. "Kau tahu, Zhang Wei… perusahaan suamiku itu… dia bangkrut karena aku."
Ternyata, selama ini, Lianhua adalah dalang di balik semua ini, dan suaminya… bukanlah orang yang sebenarnya dinikahi oleh Zhang Wei.
You Might Also Like: Uncover Lost Artifacts In Division 2S